Cepat dan Lugas

Kelakukan kita terhadap kehidupan, menentukan sikap kehidupan terhadap kita

Motivasi kehidupan

Hidup adalah buah perjuangan panjang, dan mati adalah buah perjuangan abadi.

Cinta dan kebersamaan

Jadikan tantanganmu untuk kenyamananmu

Kebahagiaan

Akan sulit rasanya membahagiakan orang lain sementara diri sendiri tidak berbahagia.

Cinta

Kita berhak berhasil. Tapi, seperti semua hak, kita lah yang diharapkan menjemputnya

Friday, November 28, 2014

EDISI ULAMA NUSANTARA " Maulana Habib Umar Bin Ismail






AYAH HANDA MAULANA HABIB LUTFI BIN YAHYA AL MURSYID DARI PEKALONGAN

Saturday, August 30, 2014

Karomah mbah hasyim Asy Ari tebuireng

Plosopos.com.Pernah beberapa kali penjajah hendak menghacurkan Pondok Pesantren Tebu Ireng. Dengan berkali-kali menghujankan bom di pesantren tersebut, tapi bom itu tidak pernah ada yang meledak satupun.
Pondok Pesantren Tebu Ireng selain sebagai tempat belajar para santri, juga sebagai salah satu markas pasukan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Pada waktu terjadi perang kemerdekaan, semua orang yang akan pergi berperang menghadapi penjajah, akan dikumpulkan terlebih dahulu oleh sang panglima KH. Hasyim Asy’ari. Mereka diberi air minum sambil dibacakan: “Ya Allah Ya Hafidz, Ya Allah Ya Muhith, Fanshurna ‘ala Qaumil Kafiriin.”

Monday, August 25, 2014

Jangan-jangan Lebih Mulia Batu daripada Kita

Plosopos.com
Terjemah Surat al-Ra’d: 3131.
 Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia)[774]. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

Friday, August 22, 2014

KH Imron Hamzah, Penggagas Halaqah Fikih

Plosopos.com
Kiai ini dikenal tegas, namun juga memiliki pandangan yang luwes. Utamanya dalam masalah fikih. Hal itu sebagai buah dari pengelanaannya ke sejumlah pesantren di Tanah Air.
Bersama kiai kenamaan yang lain, Kiai Imron, sapaan akrabnya merupakan perintis pengembangan pola pemikiran fikih melalui halaqah atau kajian khazanah keislaman salaf. Upaya itu dilakukan bersama almarhum KH Wahid Zaini (Ponpes Paiton Probolinggo), KH Masdar Farid Mas’udi, dan sejumlah kiai muda lainnya melalui Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M).
Salah satu hasil upaya itu adalah lahirnya rumusan metode pengambilan hukum yang menjadi keputusan Musyawarah Nasional NU di Lampung tahun 1992. Hal itu merupakan sebuah prestasi dan jariyah yang teramat berharga baik bagi NU maupun khazanah intelektual Islam di Tanah Air.

Sunday, August 17, 2014

Nyai Hj Mundjidah Wahab: sosok perempuan aktif yang menginspirasi

Plosopos.com 
Ibu nyai kita ini termasuk perempuan yang tidak mengenal kata capek. Sejumlah jadual padat sudah menjadi langganan kesehariannya. Apalagi kini dipercaya sebagai Wakil Bupati Jombang yang dikenal sebagai kota santri. Ia berbagi rahasia agar tetap fit dengan segudang aktifitas.

Nama lengkap perempuan ini Ibu Nyai Hj Mundjidah binti KH Abdul Wahab Hasbullah. Dilahirkan di Jombang 66 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 22 Mei 1948. Abahnya adalah seorang ulama besar yakni penggagas, pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama. Bu Nyai Mundjidah, sapaan akrabnya, lahir dan dibesarkan dalam tradisi dan kultur pesantren dimana nilai-nilai Islam yang humanis, inklusif dan toleran telah menjadi spirit dan inspirasi gerak kiprahnya. Melalui NU dan Partai Persatuan Pembangunan, aktualisasi inklusifisme dan humanisme Islam dilakukan secara konsisten dan berlangsung hingga saat ini. Konsistensi perjuangan inilah yang telah membentuk karakter pribadi yang kuat dan telah teruji dalam berbagai rezim politik, sekaligus sebagai pembeda dengan para politisi yang lain.
”Keragaman etnis, suku, bahasa,  budaya dan agama dalam naungan kebangsaan Indonesia adalah karunia ilahi yang mesti dijaga eksistensinya,” katanya kepada Aula. Karenanya, bagi Pengasuh Pondok Pesantren Putri Lathifiyah dua di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini, ”Memaksakan keseragamaan kebangsaan Indonesia dalam segala dimensinya, sama halnya mengingkari eksistensi karunia Allah,” terangnya.
Terlahir sebagai Aktifis
Bu Mun, sebagian orang menyapa, adalah simbol perempuan aktif di Jombang. Putra kesembilan dari pasangan Mbah Wahab dengan Nyai Hj Rahma ini telah menjadi saksi perjalanan bangsa. Ghirah perjuangan dari sang abah telah menitis dalam sanubarinya. Sehingga meski usia masih belia sudah turut aktif di garda depan perjuangan. Tahun 1965 pada tragedi berdarah G30S/PKI, ia memiliki andil yang tidak kecil dalam melawan kekejaman kaum sosialis atheis tersebut bersama elemen bangsa yang lain karena saat itu aktif sebagai Bendahara KAPPI Cabang Jombang.
Berproses di NU bukan menjadi sesuatu yang baru karena sudah kenal jam’iyah ini sejak bocah. ”Abah selalu mengajak anak-anak mengikuti kemana saja ada kegiatan jamiyah, utamanya Muktmar NU,” kenangnya. ”Ini juga yang telah mentradisikan keikutsertaan segenap keluarga guna menyemarakkan gaung muktamar,” lanjutnya.
Organisasi Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) diikuti sejak dini dan akhirnya dipercaya menjadi ketua (1965-1968). ”Banyak kenangan manis semasa berproses di IPPNU,” katanya dengan senyum khasnya. Diantaranya, bagaimana senantiasa menjaga semangat pantang menyerah dalam berjuang, membesarkan panji NU, berkeliling dari kepengurusan anak cabang hingga ranting. ”Bahkan saya datang ke pelosok desa dengan hanya bermodalkan sepeda pancal,” katanya. Tidak jarang bersama teman aktifis yang lain mencukupkan dengan berjalan kaki. ”Semua itu menjadi pondasi yang kokoh bagaimana berkiprah di NU,” katanya. ”Sehingga buah dari berproses tersebut telah menjadikan semangat berjuang di jam’iyah masih tetap berkobar hingga kini,” lanjutnya.
Berkhidmat di NU terus dijalani hingga kini. Selepas dari IPPNU langsung aktif dalam organisasi keputrian NU yaitu fatayat (1969-1972). Awal bergabung dengan fatayat, langsung dipercaya masuk dalam jajaran pengurus harian, tepatnya menjadi Ketua II PC Fatayat NU Jombang. Dan berbekal pengalaman memimpin IPPNU, selang enam tahun (1978-1983) dipercaya menjadi Ketua PC Fatayat NU Jombang selama satu periode. Dan ditengah khidmat itu (1973-1978) juga dipercaya untuk masuk dalam jajaran kepengurusan harian PC Muslimat NU Jombang sebagai sekretaris.
Baru pada tahun 1984, Mundjidah muda diberi mandat memimpin PC Muslimat NU Jombang untuk kali pertama. ”Namun dengan adanya peraturan larangan rangkap jabatan buah dari Muktmar Situbondo, maka posisi Ketua PC Muslimat NU Jombang harus ditanggalkan,” ungkapnya. Ya karena pada saat bersamaan masih sebagai anggota DPRD Jombang dari PPP. Dan baru pada 1999 hingga …… untuk kali kedua posisi Ketua PC Muslimat NU Jombang dipercayakan kepadanya.
Pengalaman berorganisasi di NU telah menjadikan Bu Mun semakin memahami karakter warga NU. Kemampuan berorganisasi telah menghantarkannya duduk di kursi wakil rakyat sejak 1971 hingga 2012. Berawal dari Fraksi NU DPRD Kabupaten Jombang (1971-1977) berlanjut selama tiga periode aktif di Fraksi Persatuan Pembangunan DPRD Kabupaten Jombang. ”Ini  sebagai buah kebijakan fusi partai pada masa penguasa Orde Baru yang meleburkan Partai NU ke dalam PPP,” katanya. Dan mulai 1997 hingga 2012 aktif di DPRD Jawa Timur dalam Fraksi Persatuan Pembangunan serta sekarang hingga 2018 menjadi Wakil Bupati Jombang.
Meskipun dipercaya umat menjadi anggota dewan, kegiatan di pesantren tetap dilakukan. Bu Nyai Mundjidah adalah pengasuh asrama Lathifiyyah 2 dan juga Wahabiyyah di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Demikian juga kegiatan diluar tetap tidak dikendorkan. Kendati usia telah memasuki kepala enam, namun yang melekat dari dirinya adalah tetap energik dalam beraktifitas.
Dulu, saat posisinya sebagai Ketua PC Muslimat NU Jombang dan sekaligus anggota DPRD Jawa Timur, tetap mengharuskannya mampu membagi waktu dengan baik. ”Dan dengan pengalaman berorganisasi yang telah lama saya lakoni, membuat semua itu bukan sesuatu yang sulit untuk dijalani,” katanya berbagi rahasia.
Rahasia Bugar dan Pengharapan
Ketika pertemuan wali santri saat bulan Syawal beberapa waktu berselang di asrama yang diasuhnya, tidak kurang ada yang mempertanyakan kebugaran fisik Ibu Nyai Mundjidah. Jadual padat seharian ketika menjadi anggota DPRD Jawa Timur yang berjarak sekitar 70 KM dari kediamannya masih menyempatkan untuk menjadi imam rawatib, memberikan motifasi serta mengajar santri putri masalah keagamaan dan sosial.
Terhadap kebugaran fisiknya dengan wajah penuh senyum, Ibu Nyai Mundjidah mengingatkan kepada wali santri untuk menjaga kesehatan. Namun demikian ada juga sejumlah bacaan yang direkomendasikan oleh Ibu Mundjidah dan tentunya ajeg dilakukan menemani rutinitas. Sejumlah wiridan ini juga menjadi a’malul yaum atau amaliyah harian bagi para santri di asrama ini. Berkiprah di dunia politik tentu sarat dengan intrik dan bersinggungan dengan sejumlah orang. ”Wiridan itu sebagai pagar saja,” terangnya. Dan tentu saja yang harus dijaga adalah kesucian dalam beraktifitas. Demikian juga harus ikhlas, tidak menyakiti orang lain, membantu sesama dan berbagi dengan penderitaan orang adalah diantara hal lain yang melekat dari diri Ibu Nyai Munjidah.
Karena itu tekad untuk menjadi yang terbaik terus dilakukan, termasuk dengan jabatannya sekarang. Dalam banyak kesempatan, ia telah berjanji untuk memanfaatkan kepercayaan masyarakat ini dengan memperhatikan kebutuhan mereka, termasuk perkembangan fisik dan kesehatan para santri serta sarana sekaligus prasarana pesantren.
Ada sejumlah harapan kepada NU. Diantara harapannya bagi kedepan adalah proses kaderisasi di semua tingkatan. ”Karena organiasi besar harusnya tidak pernah kehabisan kader penerus, pelanjut tongkat estafet masa depan,” pesannya. ”Dan perlu saya tegaskan bahwa pemimpin yang berhasil adalah yang mampu menyiapkan kader bagi kepemimpinan,” lanjutnya.
Selain itu koordinasi antar bidang sudah saatnya semakin diintensifkan, sehingga posisi dan pemilahan tugas masing-masing lini akan mudah ditata dan dibagi. Sebagai contoh, antara IPNU dan Ansor sering terjadi kerancuan, utamanya berkenaan dengan usia. ”Banyak kader yang semestinya berproses di IPNU namun kenyataannya sudah masuk dalam jajaran kepengurusan Ansor,” katanya menyayangkan. Begitu juga dengan IPPNU dan Fatayat. ”Agenda kerja masing-masing lembaga dan badan otonom di NU serta lajnah juga sudah waktunya diadakan sinkronisasi sehingga kesamaan program bisa sejak dini dihindari,” lanjutnya.
Hal yang tak kalah penting untuk juga diperhatikan bagi setiap pengambil kebijakan organisasi adalah kemauan untuk menata organisasi dengan ikhlas dan tulus. ”Karena dengan begitu hasil yang diperoleh akan barakah, yakni baik bagi organisasi maupun diri kita sendiri,” pungkasnya. (s@if/anwar)

Tuesday, June 3, 2014

SEJARAH PNI-NU vs PSI-Masyumi : Pilpres 2014

Pemilihan umum presiden dan wakil presiden atau Pilpres 2014 memang menyedot perhatian seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali warga nahdliyin. Dalam sistem demokrasi yang mengandalkan “suara terbanyak” setiap organisasi massa memang menjadi pusat perhatian.
Menariknya, pemilu kali ini hanya diikuti oleh dua calon dan otomatis hanya berlangsug satu putaran sehingga persaingannya lebih terasa. Berbagai warna partai politik yang berebut perhatian massa pada pemilu legislatif April lalu dan ingin kembali berkontestasi dalam Pilpres mau tidak mau harus menggabungkan diri atau berkoalisi ke dalam dua kutub persaiangan.

Monday, April 28, 2014

Perjalanan Panjang Drs H Imam Haromain Asy’ari, MSi

Siapa sangka kalau Drs. H. Imam Haromain Asy’ari, M.Si, di masa kanaknya pernah angon kambing dan kerbau? Tetapi memang itulah yang dialaminya semasih menjadi bocah. Meskipun hidup dari keluarga yang secara ekonomi kebilang pas-pasan, namun keriangan masa kanaknya senantiasa melingkupi kehidupannya.
Dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, dirinya mengeluarkan ternak dari kandangnya; menghalau, merumput dan menggiring kembali ternaknya menuju pulang. Pada saat angon inilah, Haromain kecil suka nunggang kerbau dan balapan bersama rekan-rekan sepermainannya. Dengan lompatan yang tinggi, kerbau-kerbau itu pun melompati selokan-selokan kecil sambil menuju padang-padang penggembalaan.
Ketika musim hujan datang, sebagaimana galibnya anak-anak desa lainnya, dirinya turut berlari-lari gembira menuju sungai desa. Mereka tak hanya saja berenang-riang di derasnya air sungai, melainkan pula bergantian menuju puncak jembatan – yang merupakan tinggalan zaman Belanda – untuk kemudian meluncur ke sungai. “Kami selalu berebut tempat yang paling tinggi. Sebab apabila kecipak air bekas kami meluncur muncratannya paling tinggi, maka dialah yang tampil sebagai pemenang,” terangnya sambil menerawang ke masa silam kanaknya.

Sunday, April 27, 2014

H. Zulfikar Damam Ikhwant Nahkoda Baru Ansor Jombang

Jombang,Plosopos.com
H. Zulfikar Damam Ikhwanto, terpilih sebagai Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang masa khidmad 2014 – 2018. Itu setelah dirinya memperoleh dukungan suara terbanyak dalam Konferensi Cabang (Konfercab) yang berakhir, Minggu (27/4) dinihari.
Dalam Konfercab Ansor yang berlangsung di Gedung Serbaguna Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, terdapat 4 orang calon ketua yang resmi terdaftar di Panitia. Namun, berdasarkan verifikasi tim 9, hanya dua orang calon ketua dinyatakan lolos verifikasi.
Kedua calon ketua yang lolos dan berhak melaju dalam sesi pemilihan ketua Ansor Jombang adalah Zulfikar Damam Ikhwanto dan Irfan Prasetya. Sedangkan, dua calon yang gagal dalam verifikasi adalah M. Afairur Ramadlan dan Abdul Latif Malik.

Monday, April 14, 2014

lama fakum,kini hidup kembali IPNU-IPPNU Kesamben

Jombang, Plosopos.com
Setelah rapat di masjid Baitul Huda, Ahad (13/4), anggota ranting IPNU-IPPNU Pojok Kulon sepakat untuk menghidupkan kembali kepengurusan organisasi pelajar NU di kecamatan Kesamben, Jombang setelah lama terhenti.

Ketua PC IPNU Jombang Rosyid yang menghadiri rapat itu mengungkapkan rasa gembiranya. Selaku Ketua Cabang IPNU Jombang, saya sangat gembira sekali dengan kehadiran dan terbentuknya IPNU-IPPNU Kesamben, kata Rosyid. Karena ini merupakan yang kita angan-angankan sejak lama.

“IPNU-IPPNU Kesamben pernah jaya di zamannya dulu pada 2004 -2006. Bahkan seorang kader IPNU Kesamben Masrukin pernah menjadi Ketua Cabang IPNU Jombang,” tutur mahasiswa Stikip, Rosyid.
 Kehadiran IPNU-IPPNU di Kesamben merupakan wadah bagi generasi muda untuk meluapkan kreativitas dan aktivitas positif. Organisasi pelajar ini menjadi solusi untuk aktivitas pergaulan anak muda yang belakangan ini tak terkendali, tandas lulusan MA Mualimin Tambak Beras, Rosyid.

Pembina IPNU-IPPNU Kesamben Misbahudin mengatakan, pembentukan ini membutuhkan koordinasi sekitar dua bulan. “Kita mengumpulkan kader-kader dan memberi pengertian kepada orang tuanya akan pentingnya IPNU-IPPNU sebagai benteng aqidah dan sebagai wadah untuk berekspresi dan kreasi.”

“Kesamben merupakan daerah multialiran mulai dari aliran Islam fundalmental sampai aliran kejawen tumbuh subur di sini,” pungkas alumni IPNU Kesamben, Misbahuddin.

Sunday, April 13, 2014

7 kandidat siap bertarung

Jombang, Plosopos.com
Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jombang akan menggelar konferensi
pada akhir bulan April ini. Sampai saat ini muncul 7 nama yang siap bersaing memegang tongkat kepemimpinan pemuda NU Jombang tersebut.

Ketujuh nama yang bakal bersaing pada konferensi cabang diantaranya Irfan Prasetya, Zulfikar Dawam Ikhwanto, M. Afairur Ramadlan dan M. Sony Tulung. Nama lain yang juga muncul Abdul Kohar, M. Fauzi dan Wawid Ibrahim.

Irfan Prasetya, Sekretaris PC GP Ansor masa khidmat 2010 – 2014 menyatakan siap jika dipilih untuk memimpin Ansor Jombang. Pernyataan senada diungkapkan Zulfikar Dawam Ikhwanto. Bendahara Cabang Ansor di era kepemimpinan Solahul A'am Notobuwono (Gus Aam) ini menyatakan siap mengemban amanah dari para kader Ansor. "Sebagai kader, saya siap," katanya (13/4).

Kader Ansor dari Pimpinan Anak Cabang Bandar Kedung Mulyo, M. Sony Tulung, mengakui bahwa memimpin organisasi Ansor bukan pekerjaan mudah. Meski demikian, dirinya siap jika dipercaya melanjutkan estafet kepemimpinan Ansor.

Kesiapan untuk memimpin organisasi Ansor Cabang Jombang juga dinyatakan Abdul Kohar, Wawid Ibrahim dan M. Fauzi. Sebagai kader Ansor, mereka menyatakan sanggup jika Konfercab Ansor memberikan amanat untuk memimpin Ansor.

Sementara, M. Afairur Ramadlan, memilih menunggu perkembangan. Sebagai kader, mantan Ketua PC IPNU Jombang ini menyatakan sanggup jika dipercaya memimpin Ansor. "Insyaallah. Tapi sampai sekarang masih menungg petunjuk dan perintah para sesepuh Ansor," ujarnya.

Ketua PC GP Ansor Jombang masa khidmat 2010 - 2014, H. Solahul A'am Notobuwono, mengungkapkan, Konferensi Cabang Ansor Jombang akan diselenggarakan di Gelanggang Olahraga Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang. "Konferensi dilaksanakan tanggal 24 April. Pesertanya dari 21 PAC dan seluruh ranting di Jombang," jelasnya.(S@if/mka)

Saturday, April 12, 2014

Pelajar dan Pemilu 2014


Jombang,plosopos.com
Tahun 2014 banyak orang beranggapan “ Tahun Politik “ Maklum di tahun ini digelar hajatan terbesar yang dlakukan lima tahun sekali yakni pemilihan umum (Pemilu) baik legeslatif dan Presiden .
Melihat kontek d atas pelajar Indonesia khusus nya pelajar NU perlu melihat Pemilu sebagi proses pematangan, pergantian, ataupun regenerasi kepemimpinan. Sebab, berbagai macam kebijakan yang memengaruhi kepentingan masyarakat, baik secara langsung ataupun tidak langsung, akan ditentukan oleh mereka yang nantinya terpilih. Mulai dari sektor pendidikan, pangan,pertambangan, kelautan, hingga penegakan hukum akan sangat dipengaruhi oleh keputusan strategis yang akan mereka buat selama menjabat kelak.
Pelajar Indonesia, jangan sampai melewatkan momentum perbaikan bangsa ini dengan bersikap acuh atau tidak peduli. Mungkin sering timbul pertanyaan, apa pengaruhnya bagi satu orang pelajar untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilu? Bagi saya, satu suara itu adalah wujud dari upaya dan harapan. Upaya terkecil yang bisa kita sumbangkan untuk menggapai harapan yang akan menentukan ke mana arah bangsa Indonesia ini mau dibangun.
Seandainya di antaranya kita pun sudah berada dalam zona nyaman dan merasa tidak perlu untuk berpartisipasi dalam Pemilu atau menggunakan hak suara, maka ada baiknya kita sejenak membayangkan puluhan juta rakyat di berbagai penjuru dan pelosok Indonesia. Mereka masih menggantungkan harapan akan terjadinya sebuah perubahan besar di tengah banyaknya keterbatasan yang mereka miliki. Harapan itu mereka gantungkan agar mendapat akses kesehatan dan pendidikan yang layak, meningkatnya kesejahteraan keluarga, dan terbangunnya fasilitas dan infrastruktur publik yang lebih baik.
Pilihan Politik
Tidak ada ketentuan baku mengenai apa yang harus dipegang oleh para pelajar dalam Pemilu, sebab masing-masing pelajar adalah warga negara Indonesia yang bebas untuk menentukan kehendak dan pilihannya dalam kegiatan politik. Namun demikian, setiap pelajar hendaknya mengetahui tentang proses atau mekanisme tentang pemilihan umum itu sendiri. Tidak kalah pentingnya, pelajar perlu mengetahui lebih dalam tentang partai atau kandidat legislatif dan presiden yang akan mereka pilih nanti. Bagi saya pribadi, tidak serta merta kandidat yang populer di mata masyarakat pasti merupakan kandidat yang terbaik.Oleh sebab itu, perlu juga diperhatikan track record-nya dan apa gagasan yang ingin mereka perjuangkan ketika terpilih nanti, baik secara personal ataupun melalui platform partai politiknya. Apakah yang disampaikan itu reliable dan achievable, atau cuma sekedar janji manis semata.
Partisipasi Politik
Partisipasi politik dalam Pemilu tidak dapat diartikan secara sederhana dengan dibatasi hanya memberikan suara saja. Tetapi partisipasi politik dapat dilakukan juga dengan cara terlibat sebagai aktor penentu dalam proses pemilihan umum. Misalnya, pelajar dapat ambil bagian sebagai penyelenggara pemilu agar mengetahui betul bagaimana proses pemilu dilaksanakan, sekaligus sebagai tindakan kontrol dan pelaksanaan apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu sebagai pemantau pemilihan umum, baik yang terdaftar sebagai pemantau pemilu resmi ataupun yang berdiri sendiri dengan gabungan pemantau lainnya. Dengan demikian, pelajar yang terlibat langsung dalam proses pemilu dapat memberikan efek berlanjut kepada rekan-rekan pelajar lainnya secara tidak langsung, sehingga mereka lebih tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Pemilu dan hak-hak politiknya.
Selain itu, organisasi pelajar dapat juga dioptimalkan dengan melakukan pendidikan dan pencerdasan politik serta sosialisasi tentang pemilu melalui berbagai media dengan metode kreatif yang dapat menarik perhatian para generasi muda. Informasi yang sederhana dan tanpa bahasa yang membumbung tinggi, tentunya akan lebih mudah diterima dan dicerna oleh sebagian besar kalangan pelajar.
Untuk lingkup yang lebih luas, dalam hal ini diaspora Indonesia, setidaknya menurut saya dapat memengaruhi partisipasi politik warga negara Indonesia, yaitu terkait dengan para kandidatnya, sistem pemilihan umum, dan proses komunikasi.
Mengakhiri tulisan ini, saya ingin menyitir apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi dengan mengatakan, “Kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir dengan baik”. Marilah kita sama-sama menggunakan momentum politik ini dengan menyisihkan sedikit waktu untuk berinisiatif mencari dan memilih orang-orang terbaik yang nantinya akan menjalankan roda pemerintahan di Indonesia.
Selamat memilih! 

]Salam pelajar NU Belajar ,berjuang,Bertaqwa

M KHOIRUL ANWAR
(Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari  Jur.Pendidikan Bahasa Arab sem.8)

Friday, April 11, 2014

PKB akibat NU Effect

Plosopos.com, Jakarta ~ Direktur Ekskutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai peningkatan perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang hampir 100 persen pada pemilu legislatif 2014 merupakan efek dari dukungan Nahdlatul Ulama.

"Peningkatan suara PKB, bukan karena efek Rhoma Irama, tapi efek dukungan NU. Karena, hasil survei, elektabilitas Rhoma itu rendah," kata Muhammad Qodari ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis.

Menurut Qodari, peningkatan suara PKB dari sekitar lima persen pada pemilu legislatif 2009 menjadi 9,5 persen berdasarkan hasil hitung cepat pada pemilu legislatif 2014, menunjukkan berkumpulnya kembali kaum nahdliyin ke partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar tersebut.

Qodari menegaskan, NU berperan penting penting pada PKB, karena NU yang melahirkan PKB, pada era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid.

"NU adalah organisasi keagamaan sangat besar. Karena, sekitar 30 persen penduduk muslim Indonesia adalah warga NU," katanya.

Qodari menilai, berkumpulnya aspirasi politik warga NU di PKB hingga perolehan suaranya meningkat hampir 100 persen, berkat orkestrasi Muhaimin yang mampu mengoptimalkan berbagai potensi yang ada.

Menurut dia, Muhaimin mau mengalah dan memberi tempat besar pada sosok seperti Rhoma Irama dan Ahmad Dani pada kampanye-kampanye, memberikan tempat kepada pemilik sebuah maskapai penerbangan Rusdi Kirana dengan dukungan sumber dayanya, serta ketokohan Mahfud MD dan Jusuf Kalla yang banyak menjadi sumber pemberitaan.

"PKB juga memanfaatkan potensi ketokohan Said Aqil Siroj (Ketua PBNU) yang ditampilkan dalam iklan-iklan resmi PKB," katanya.

Merujuk dari hasil analisa perolehan suara partai politik dari Exit Poll Kompas, faktor Nahdhiyin memang begitu dominan dalam kontribusi peningkatan perolehan suara PKB. (antara/mukafi niam/mka)

Thursday, April 10, 2014

Diskusi Rutin Pelajar NU Ngusikan

Jombang, Plosopos.com
Pimpinan anak cabang IPNU dan IPPNU Ngusikan, Jombang mendiskusikan sebuah buku perihal HIV dan narkoba di kantor MWCNU Ngusikan, Jombang, Rabu (9/4) siang. Diskusi ini digelar untuk memfasilitasi pelajar NU untuk mengetahui lebih detail terkait HIV dan narkoba.

Diskusi ini, kata seorang pengurus IPNU Ngusikan Yusuf Rendy Habibi, rutin digelar empat kali dalam sebulan. “Selain HIV dan bahaya narkoba, kemarin kita juga mendiskusikan buku ‘Ujian Nasional’, ‘Sekolahku Bukan Sekolah’, ‘Leadership Secrets of Gus Dur-Gus Miek’,” tambah Yusuf.

Peserta diskusi Endah Suarmiyah mengatakan bahwa masa remaja merupakan fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan dalam fase ini akan membentuk perkembangan seseorang di masa dewasa.

“Karena itu, bila masa anak-anak dan remaja rusak oleh narkoba, maka suram bahkan hancurlah masa depannya,” tutur Endah, siswi MAN Keboan.

Pada masa remaja, menurut Endah, justru keinginan untuk mencoba narkoba dan pergaulan bebas, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga menjerumuskan masa depan mereka ke dalam kehancuran.

Jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Bangsa ini akan kehilangan banyak remaja akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. “Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa,” pungkas Endah usai diskusi.”. (mka)

Tuesday, April 8, 2014

nyoblos itu ibadah


Jombang,Plosopos.com
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid, meminta masyarakat datang ke bilik TPS atau tempat pemungutan suara dan menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara Pemilu legislatif 9 April besok, sebagai bagian dari ibadah.

“Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan hak dan kesempatan sehingga bisa memilih, maka gunakanlah hak pilih Anda dalam pemilu,” kata Gus Sholah, panggilan akrabnya, saat acara doa bersama menjelang pelaksanaan Pemilu di Mapolres Jombang, Ahad (6/4) malam.

Adik kandung Gus Dur ini menyadari, terdapat sejumlah kecurangan dan kekurangan dalam penyelenggaraan Pemilu tahun 2014 ini. Namun, masyarakat pemegang hak pilih, diminta tetap tidak golput dan memanfaatkan momentum Pemilu sebagai ikhtiar mencari pemimpin yang baik.

“Menggunakan hak pilih kita niatkan ibadah sebagai wujud syukur, sekaligus mencari pemimpin yang baik,” ujarnya.

Rektor Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) Tebuireng Jombang ini menambahkan, masyarakat Indonesia patut bersyukur bisa memiliki hak pilih dalam pemilu lantaran banyak negara yang rakyatnya menderita akibat perebutan kekuasaan.

“Di Mesir, ratusan orang terbunuh karena perebutan kekuasan. Warga tidak bebas menggunakan hak pilihnya. Di Syria, jutaan orang mengungsi akibat perebutan kekuasaan yang tiada akhir,” ungkapnya.

Dibanding  dua negara itu, rakyat Indonesia harus sangat bersyukur. “Jika kita bersyukur, nikmat tuhan akan ditambah. Demokrasi yang dijalankan memang belum sempurna, tapi ini masih pilihan terbaik dibanding yang lain. Celah-celah yang masih kita temukan dalam demokrasi bukan alasan untuk meninggalkannya. Tapi menjadi wajib bagi kita untuk bersama-sama memperbaikinya,” tandas Gus Sholah.(an)