Cepat dan Lugas

Kelakukan kita terhadap kehidupan, menentukan sikap kehidupan terhadap kita

Motivasi kehidupan

Hidup adalah buah perjuangan panjang, dan mati adalah buah perjuangan abadi.

Cinta dan kebersamaan

Jadikan tantanganmu untuk kenyamananmu

Kebahagiaan

Akan sulit rasanya membahagiakan orang lain sementara diri sendiri tidak berbahagia.

Cinta

Kita berhak berhasil. Tapi, seperti semua hak, kita lah yang diharapkan menjemputnya

Tuesday, March 31, 2015

Rangkaian Kegiatan Dalam Haul Mbah Bisri ( KH Bisri Syamsuri )


Dulu TKI ,Kini Jadi Guru Besar Ilmu Hadist UIN Walisongo



SEMARANG - Barang siapa bersungguh-sungguh, pasti akan mendapat hasilnya. Ungkapan itu pantas disematkan kepada Siti Mujibatun, guru besar Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. 

Kepada wartawan, wanita kelahiran Klaten 13 April 1959 ini menceritakan kisah perjuangannya dalam mewujudkan cita-cita di bidang pendidikan itu. Di mana untuk mewujudkannya, dirinya harus menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

“Memang sebagai seorang perempuan dari desa yang tidak paham dunia kampus, dan bermodal pas-pasan, menjadi seorang professor tidaklah mudah saya gapai," katanya, saat berbincang dengan wartawan, Selasa (31/3/2015). 

Kisahnya menjadi seorang TKI berawal saat dirinya lulus S1 di IAIN Walisongo Semarang yang kini menjadi UIN. Saat itu, dirinya yang ingin melanjutkan kejenjang pendidikan lebih tinggi, namun terkendala biaya.

“Saat itu, menunggu beasiswa sulit sekali, dan lama. Akhirnya, saya diperintahkan oleh dosen saya untuk mencari pengalaman yang bermanfaat untuk karier ke depan. Akhirnya saya nekat mendaftarkan diri menjadi TKI ke Arab Saudi,” terangnya. 

Wanita yang telah dikarunia dua orang anak, bernama Fatih Ashthifani dan Addina Filwa Putri ini pun melanjutkan ceritanya. 

Pada tahun 1985, dirinya berhasil berangkat ke Arab Saudi sebagai TKI. Di sana, dia bekerja kepada seorang majikan, di kota Riyadh. Karena jenjang pendidikannya yang cukup tinggi, akhirnya Mujibatun tidak bekerja seperti layaknya TKW lain. 

Dia dipercaya untuk mengajari anak-anak majikannya baca tulis dan pelajaran lainnya. “Ya, sejenis les privat. Setiap hari mengajari anak-anak baca tulis,” sambung warga Jalan Tanjungsari, No 31, RT7/5, Tambakaji Ngaliyan, Semarang. 

Selama 18 bulan bekerja sebagai TKW di Arab Saudi, dia mengaku banyak mendapat pengalaman berharga. Salah satunya adalah mendalami kebudayaan Negara yang menjadi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW itu. 

Tak hanya itu, di lokasi itulah Mujibatun menemukan tambatan hatinya Najamuddin, dan membangun mahligai rumah tangga.(sindo)

Alangkah sederhana kehidupan KH. Mahfudz Anwar sebagai cermin keluhuran budi dan keikhlasannya

Pendiri Pondok pesantren Sunan Ampel ini adalah beliau KH. Mahfudz Anwar ( Putra dari KH. Anwar : Pendiri Pondok tarbiyatun Nasyi’in Pacul gowang Jombang ) dengan Istri Tercintanya Hj. Abidah ( Putri KH. Ma’shum Ali menantu KH. Hasyim Asy’ari dengan Putrinya Hj. Koiriyah hasyim ). KH. Mahfudz ( Selanjutnya di tulis mahfudz muda.red ) menamatkan sekolah dasarnya di pesantren Ayahnya sendiri di Paculgowang, kemudian melanjutkan ke Pondok Tebuireng berguru kepada Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari mulai dari Shifir awal, tsani, 1 sampai 6. Jadi Beliau di Tebuireng selama 8 tahun. Setelah itu beliau mengajar di Pondok tersebut
Ditengah-tengah kesibukannya mengajar, Beliau menyempatkan diri belajar Ilmu Falaq di pesantren Seblak di bawah naungan KH. Ma’shum Ali bersama Hj. Khoiriyah Hasyim. Dari sinilah kecerdasan dan ketekunan Mahfudz muda kelihatan, sehingga KH. Ma’shum Ali tertarik untuk mengambilnya sebagai menantu. Hal ini terasa wajar karena tradisi masa itu biasanya seorang Kyai rata-rata menjadikan Murid terbaiknya sebagai menantu demi kesinambungan kepemimpinan pesantren. Akhirnya hal itu diberitahukan kepada Mahfudz Muda dan Keluarganya. Setelah semuanya setuju, maka dilangsungkanlah pernikahan antara Mahfudz Muda (25 th) dengan Hj. Abidah (9 Th). 
Setelah nikah Mahfudz masih terus mengajar di pesantren Tebuireng pada waktu siang hari dan pesanren Seblak pada waktu malam hari, dan mereka baru berkumpul secara resmi sebagai sebuah rumah tangga ( Suami –Istri ) pada waktu Hj. Abidah berusia 11 Th.
Setelah KH. Ma’shum Ali meninggal dunia pada tahun 1933 M (usia 33 Th ), pesantren diserahkan kepada Mahfudz Muda ( Selanjutnya ditulis KH. Mahfudz Anwar ). Kebetulan Anak KH. Ma’shum Ali hanya dua dan semuanya Putri, yaitu :Abidah dan Jamilah. Setelah itu, pada Tahun 1947 selang 4 Th wafatnya KH. Ma’shum Ali, Hj. Khoiriyah Hasyim menikah lagi dengan K. Muhaimin (46 Th). K. Muhaimin langsung pergi ke Tanah Suci Mekkah selama 18 th bersama Hj. Khoiriyah Hasyim sampai akhirnya K. Muhaimin meninggal disana. Setelah meninggalnya KH. Muhaimin, Hj. Khoiriyah Hasyim kembali ke Tebuireng bersama orang Mekkah yang selalu setia mengabdi kepada Hj. Khoiriyah Hasyim. Orang itu namanya Masykuri. Setelah itu Hj. Khoiriyah memimpin pondok Seblak bersama dengan Masykuri, keponakan K. Muhaimin ( Muhsin Zuhdi ) dan beberapa putra angkatnya yang jumlahnya banyak. Ketika Hj. Khoiriyah kembali ke Seblak itulah, KH. Mahfudz Anwar bersama Hj. Abidah berangkat ke Jombang tepatnya di jalan Jaksa agung suprapto no. 14 Jombang.
Kampung yang ditempati oleh KH. Mahfudz Anwar sekeluarga itu asalnya adalah perumahan komplek Belanda yang pada waktu itu menjajah bumi Indonesia. Setelah agresi Jepang ke Indonesia pada th 1942, tentara Jepang berhasil menghancurkan tentara Belanda dan memaksa keluar dari Indonesia setelah 3 ½ Abad menjajah bumi Indonesia. Pada waktu itulah perumahan tersebut ditinggalkan oleh tentara Belanda, dan istrinya ditahan oleh tentara Jepang. Tanah tersebut kena bumi hangus, sehingga kondisinya porak poranda, akhirnya vakum tidak ada pemiliknya yang sah. Ada petugas yang menjaga tanah itu, namanya Pak Drais ( Suaminya ibu Kholifah, utaranya depot Abadi yang sekarang sudah meninggal. Pada waktu itu tanah ini
berupa kebon seperti Mangga dll, dan belum ada pagarnya. Rumah kosong itu kemudian diobral, akhirnya KH. Mahfudz Anwar berhasil memenangkannya. Beliau akhirnya dapat membeli tanah tersebut dengan harga kira-kira 16 Rupiah. Luas tanah tersebut lumayan luas (seperti sekarang ini Rumah, Pondok putri, dan Halaman ).
Kondisi rumah itu hancur dan porakporanda, yang ada hanya pondasi kecil, tidak ada dapur dan atap dan peralatan yang lain. Belum ada Musholla apalagi masjid dan lain-lain. KH. Mahfudz Anwar pindah ke rumah itu pada tahun 1956. KH. Mahfudz Anwar membawa 18 Santri Putrinya ( dari Pondok Seblak ) menetap dan menemani beliau disana. 18 Santri tersebut melanjutkan studi di PGA Jombang. Mereka bertempat tinggal satu rumah dengan KH. Mahfudz Anwar. Mereka menempati satu kamar panjang ( rumah itu pada waktu dulu ada dua kamar, satu kamar yang panjang untuk 18 santri putri, dan satu kamar untuk KH. Mahfudz Anwar sekeluarga ). Alangkah sederhana kehidupan KH. Mahfudz Anwar sebagai cermin keluhuran budi dan keikhlasannya dalam berjuang menegakkan agama islam. Rumah itu baru bisa ditempati setelah diperbaiki seadanya. Setelah beberapa tahun KH. Mahfudz Anwar membangun Musholla untuk tempat mengaji para Santri, lalu membeli lagi sebidang tanah sebelah selatan barat ( sekarang masjid dan komplek Multazam Pondok Putra ). Lebih dari itu KH. Mahfudz Anwar juga sering memberikan pengajian-pengajian di kampong-kampung atau kalau ada perkumpulan tetangga sehingga membuat keberadaanya semakin kokoh dan disegani oleh masyarakat sekitar. KH. Mahfudz Anwar sering diundang pada acara pernikahan dan pengajian-pengajian atau pada waktu ada acara Tahlilan dll untuk memberikan ceramah agama pada masyarakat sekitar.
Dan Kini Pondok Pesantren Sunan Ampel di Asuh Oleh KH. Taufiqurrahman,SH (Abah Taufik panggilan akrab santri) dan istrinya Umi Hj.Maryam Taufiq (Putri dari Pasangan KH. Mahfudz Anwar dan Nyai Abidah Mahfudz). Abah Taufiq (KH. Taufiqurrohman) menantu dari KH. Mahfudz Anwar. dibawah Asuhan Abah Taufiq mulai menunjukkan perkembangan dari Pondok Pesantren Sunan Ampel (PPSA). sampai sejauh ini sudah banyak fasilitas yang dibangun seperti AULA,penambahan KOMPLEK baik Putra Maupun Putri, Pusat Kesehatan Pesantren, Koperasi Pesantren dan MA  Terpadu. dan banyak alumni-alumni PPSA yang melanjutkan ke AL Azhar Mesir melalui PPSA.dan bla dilihat dari histori penerusnya, selalu berangkat dari para menantu dan kini Abah Taufiq juga dikaruniai 4 Putri. apakah nantinya penerus Sunan Ampel akan diserahkan kepada menantu juga...??? Wallohu'alam bisshowaf. Demikianlah sejarah singkat tentang Pondok Pesantren Sunan Ampel Jombang. 

22 Situs Islam Diblokir, Aa’ Gym: Ini Seperti Kembali ke Zaman Diktator!

Pemblokiran sejumlah media Islam online yang justru anti ISIS memang menaburkan angin duka bagi umat Islam tak terkecuali bagi dai masyhur KH. Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa’ Gym.

“Innaalillahi wa innaa ilaihi rojiuuun. Berita duka yang amat melukai,” tulis Aa Gym di akun instagramnya @aagym dengan menunjukkan sebuah harian dengan headline “22 Situs Islam Diblokir”.
Aa’ Gym merasa kehilangan situs-situs Islam tersebut, “Beberapa situs tempat Aa’ belajar menimba ilmu dan menambah wawasan serta informasi yang amat manfaat..mendadak ditutup pemerintah tanpa penjelasan yg adil dan transparan,” lanjutnya pagi ini, Selasa (31/3).
BNPT tampak tidak profesional karena asal main blokir saja. “Ini harus diperjelas..agar tak jadi sarana pemicu kemarahan ummat Islam.. Ini kembali seperti jaman diktator dan pemerintahan otoriter.. bila tak disertai penjelasan dan solusi yang adil.” ucapnya.
.
Aa’ Gym menasihatkan bahwa menyelesaikan masalah seharunya tidak menimbulkan masalah baru. “Jangan sampai masyarakat menduga sebagai pengalihan isu dari keruwetan negeri yang makin ruwet dan tak jelas ini.. Mari kita selesaikan bersama masalah tanpa mengundang masalah yang baru.”.

Kampung Nahdliyin Award meriahkan Pramuktamar NU Ke - 33 Di Jombang

Tidak ingin hanya bangga sebagai tuan rumah, PCNU Jombang telah menyiapkan sejumlah acara jelang Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama awal Agustus mendatang. Tidak hanya menyapa nahdliyin, juga masyarakat kota santri ini secara umum.
Ditemui di Kantor PCNU Jombang, Jalan Gatot Subroto, Syamsul Rijal menandaskan bahwa ada beberapa agenda yang telah disiapkan PCNU Jombang menyongsong muktamar tersebut. Yang utama dan memang baru serta cukup menarik adalah “Qaryah Nahdliyah Award.”
Dengan kegiatan ini diharapkan setiap dusun, desa, kelurahan atau komunitas masyarakat manapun dapat mendesain lingkungannya sebagai kampung NU. “Prinsipnya, kami ingin memilih kawasan dengan karakter NU yang kental,” kata Wakil Sekretaris PCNU Jombang ini, Selasa (31/3/2015).
Ia menandaskan bahwa kegiatan tersebut dapat diikuti oleh seluruh kepengurusan ranting NU serta masyarakat secara luas. Secara teknis, Qaryah Nahdliyah Award masih akan didiskusikan secara intensif untuk menentukan kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi peserta.
“Karena ini merupakan hal baru, tentu segala permasalahan akan didiskusikan lebih mendalam,” kata Mas Rijal, sapaan akrabnya. Namun demikian, hal yang ingin diraih dari kegiatan ini adalah bahwa ada kawasan di Jombang yang memang memiliki karakter ke-NU-an yang kuat.
Harapan panitia, kampung ini menjadi kawasan percontohan bagi siapa saja yang ingin melihat dan menimba ilmu seputar NU. “Bisa lantaran kekompakan warga, atau lantaran kawasan setempat memiliki aset organisasi yang besar dan terawat dengan baik,” ungkapnya.
“Bisa juga yang dilihat adalah layanan kesehatan atau pendidikan, yang bisa dilayani dengan baik oleh kepengurusan setempat,” terangnya. Sehingga kawasan tersebut memang layak untuk disebut sebagai “Kampung NU”, lanjutnya.
Diharapkan dengan perlombaan ini, maka setiap kawasan di Jombang dapat semakin memacu kreasinya dalam melayani umat. “Intinya, bagaimana kepengurusan di tingkat bawah mampu melayani dan keberadaannya dirasakan oleh warga,” katanya.
Disamping Qaryah Nahdliyah Award, PCNU Jombang telah menyiap sejumlah kegiatan dalam upaya meningkatkan syiar muktamar. Di antaranya khatmil Qur’an bil ghaib, lomba karya merchandise muktamar, fertival dan karnaval, serta bazar dan pasar rakyat. Ada juga dzikir dan shalwatan bersama Seribu Rebana, serta jalan sehat.
“Ini antara lain yang dapat kita agendakan untuk kian menggemakan Muktamar NU dimana Jombang sebagai tuan rumah,” pungkas Mas Rijal. ( : Jombangkita.com)

Petuah Petuah Mbah Liem ( KH Muslim Rifa’i Imampuro atau Mbah Liem (alm) dengan nilai-nilai luhurmya )




















Oleh Ali Mahbub
--Pelajaran-pelajaran KH Muslim Rifa’i Imampuro atau Mbah Liem (alm) yang disampaikan di sini saya kutip dari tulisan yang ada di kalender Yayasan Pondok Pesantren Al muttaqien Pancasila Sakti yang menurut saya sangat-sangat penting dan saya anggap sebuah pelajaran penting dari Mbah Liem.

Saya berharap dan berdo’a semoga saya dan saudara semua pun bisa meneladani pelajaran-pelajaran tersebut, selain dari kutipan tulisan di kalender saya juga menulis pelajaran-pelajaran Mbah Lim dari sumber lain.

Mbah Liem dalam cerita para santri baik dari santri 5 atau yang disebut Mbah Lim sebagai Pendowo Limo maupun dari cerita santri senior yang lain seperti  KH Muhaimin Yogyakarta dan dari apa yang sedikit saya saksikan sejak tahun 2008 akhir hingga wafatnya beliau. Mbah Liem memang tidak pernah membacakan sebuah Kitab kepada para santrinya melainkan beliau langsung mengajarkan dengan ilmu hal atau memberi contoh langsung.

Ajaran-ajaran Mbah Liem tersebut yaitu:

1. “Nguwongke Uwong, Gawe Legane Uwong.” Mbah Liem selalu menghargai dan menerima setiap orang dengan segala potensi dan niat baiknya. Kalau pun kita tidak membutuhkan, mungkin manfa’atnya bisa dirasakan keluarga, tetangga atau msyarakat kita. Contohnya setiap kali ada tamu, baik pejabat maupun tokoh yang lain, Mbah Liem selalu menyambut dengan hangat siapapun orangnya dan Mbah Lim tidak lupa memberikan ruang interaksi untuk mendekatkan pejabat/tokoh dengan masyarakat.

2. “3 T“: Titi – Tatak – Tutuk. Mbah Liem mengajarkan sa’at melaksanakan setiap tugas dalam hidup, haruslah Titi (cermat, teliti dan selektif), Tatak (legowo, sabar), sehingga Tutuk (sampai, selesai dengan hasil yang memuaskan)

3. “3 K “: Kuli – Kiai – Komando. Setiap santri haruslah mampu memerankan diri sebagai Kuli (siap bekerja keras), Kiai (siap mengamalkan ilmu dan berdo’a), Komando (siap menjadi pemimpin yang piwai mengambil keputusan, bijak serta berwibawa)

4. “Kita harus Tegak, Tegas dan Tegar selama benar “  setiap melaksanakan kebenaran kita harus Tegak ( penuh keyakinan, tidak goyah oleh pengaruh apapun), Tegar ( tak kenal kompromi terhadap pelanggaran aturan ), Tegar ( Ikhlas, Sabar )

5. “3 R “: Rampung bangunane – Rame jama’ahe – Rukun masyarakate “. Dalam mendirikan sarana apapun ada 3 hal yang harus diupayakan yakni “ Rampung bangunane “ (bisa terwujud ), Rame jama’ahe ( berfungsi dan dibutuhkan para pemangku kepentingan ), Rukun masyarakate ( menjadi sumber kedamaian dan perekat persatuan )

6. “Aja Mung Benteng Ulama, ning Nahnu Anshorullah, Masyriq-maghrib “ di samping peranya sebagai Benteng Ulama, Banser seharusnya mampu menjalankan peran yang lebih luas di seluruh permukaan bumi, dalam bingkai “ Nahnu Anshorulloh”.

No  1 – 6 penulis kutip dari kalender.

7.     “ 3 S “:  Sholat – Sinau – Sungkem. Maksudnya  “ Sholat “ Seorang santri harus tekun beribadah, prihatin dan berdoa.  “ Sinau “ santri harus belajar terus menerus. “ Sungkem “santri harus mempunyai akhlak yang mulia, tau sopan santun, tawadhu’ pada Kyai/Guru.

8.   “ 2 B “ Berhasil – Berkah . dalam mencapai cita – cita/usaha  harus mempunyai komitmen yang kuat agar tercapai yang di inginkan,”  Berkah “setiap cita – cita/ usaha harus di mulai dengan niat ibadah(niat baik) agar mendapat keberkahan dari Allah SWT.

No 7 – 8 sumber dari Umi Hasanah Santri pertama MA Al Muttaqien Pancasila Sakti)

9. “ Dadi uwong ki ojo gur mangan terus tapi yo Ngising barang” (Jadi orang itu jangan hanya makan aja tapi ya buang air besar juga). Kita tidak boleh hanya melulu mencari harta terus tapi kita juga harus rajin bersedekah. (sumber dari Umi Hasanah dari Hj Siti Choiriyah putri pertama Mbah Liem.

Selanjutnya saya tulis juga tiga kebiasaan Mbah Liem.

1. Setiap bertemu dengan orang lain, di manapun selalu mendo’akan dengan uluk salam “Assalamu’alaikum!“

2. Dalam perjalanan setiap kali bertemu dengan Makam dan Sungai, beliau selalu membaca Fatehah kepada Ahli kubur dan Fatehah kepada Nabiyullah Khidzir AS.

3. Jika berpapasan dengan Pelajar/Mahasiswa, beliau selalu mendo’akn “Sholeh, Sholehah Penerus”

Selain itu saya mendengar pemaparan pak Haji Danun (santri/sopir mbah Lime) setiap mau berangkat perjalanan silaturrahmi ke manapun Mbah Liem selalu berkata “ niate silaturrahmi, ngubengi RI untuk mendo’akan NKRI Pancasila agar AMD Aman, Makmur, Damai. dan di dalam mobil Mbah Liem selalu mengajak Dzikir, Sholawat di sepanjang perjalanan.

Subhanallah semoga kita bisa meneladani ajaran beliau. Alfaatihah....

Ali Mahbub, mengajar bahasa Arab dan ke-NU-an di MA Al Muttaqien Pancasila Sakti

PWNU NTB Tekankan Beberapa Aspek Soal Ahlul Halli Wal Aqdi

Mataram, Plosopos.com
Tim 9 perumus Ahlul Halli Wal Aqdi kembali menggelar pertemuan kedua di Kantor PWNU NTB Jl Pendidikan Nomor 6 Mataram, Ahad (29/3) malam. Pertemuan ini dipimpin langusng olek Dr H Mutawali Ketua Tim Perumus. Dalam penyampaian awalnya ia mengatakan, bahwa tujuan dari Ahlul Halli Wal Aqdi adalah langkah mencari pemimpin yang terbaik.

Dalam pembahasan ini Timnya fokus membahas dua dimensai yaitu pertama pemilihan yang mengusung cara syuro (pemilihan tak langsung) dan kedua demokrasi (pemilihan langsung) yang masing-masing memiliki dalil-dalil penguat. 

“Dalam membahas Ahlul Halli Wal Aqdi sebenarnya ada dua pilihan yaitu pemilihan dengan cara syuro dan pemilihan dengan cara demokrasi,” kata Dekan Fakulats Syari’ah IAIN Mataram ini.

Acara ini dilanjutkan dengan tukar pemikiran bersama Tim perumus lainnya. Seperti Dr Amir Aziz. Ia menawarkan Ahlul Halli Wal Aqdi yang merujuk pada tataran sosiologis, karena NU memiliki dua basis utama yaitu pesantren dan masjid.

Selain itu Dr Muhamad Nasir yang juga dosen di Fakultas Syari’ah IAIN Mataram menawarkan agar Ahlul Halli Wal Aqdi bisa dilihat dari sudut historis. “Selain dari sudut sosiologis, kita perlu meninjau dari sudut historis, yakni sejarah NU dari masa ke masa,” katanya.

Selain itu, hadir juga dalam kegiatan ini Ketua PWNU NTB TGH Achmad Taqiuddin dan Suaeb Quri Ketua PW GP Ansor NTB yang juga sebagai koordinator panitia teknis di lapangan pada kegiatan Pra Muktamar ke-33 NU pada 9-10 April 2015 mendatang di Lombok (.NU Online)

Monday, March 30, 2015

24 'Prestasi Besar' Jokowi-JK Versi ISIS

JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Strategic and Indonesian Studies (ISIS), Kisman Latumakulita menyindir pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla karena telah melakukan sejumah "terobosan" besar sejak dilantik.
"Setidaknya ISIS mencatat lebih dari 24 prestasi besar Jokowi-Jusuf Kalla selama lima bulan (20 Oktober-30 Maret 2015) berkuasa," kata Kisman Latumakulita, lewat rilisnya, Senin (30/3).
Janji-janji besar Jokowi kepada rakyat, kata Kisman, antara lain membangun mobil nasional dengan Esemka, Deep Tunnel, Mass Rapid Transportation (MRT), atasi banjir dan macet Jakarta.
"Janji mengatasi banjir dan macet Jakarta dimulai sejak Jokowi Gubernur DKI hingga kampanye calon presiden," tegasnya.
Demikian juga halnya dengan janji memberikan bantuan traktor buat petani dan menegakkan trisakti. "Hingga kini tidak kelihatan, tuh," tegasnya.
Revolusi mental yang jadi komoditas politik Jokowi kata Kisman, malah bikin situasi tambah kacau. "Jangan ragu, mari kita dukung Pemerintahan Jokowi-JK hingga akhir masa jabatan tahun 2019," pungkasnya. (fas/jpnn)
Berikut Prestasi Jokowi-JK versi ISIS:
1. Harga BBM naik-turun-naik.
2. Harga beras naik.
3. Harga gas mahal.
4.Tarif Dasar Listrik naik terus
5. Semua kebutuhan sembako naik.
6. Tarif kereta api naik.
7. Jalan tol dikenakan pajak.
8. Tatanan hukum dan konstitusi amburadul.
9. Stabilitas politik dan partai politik acak-acakan.
10. Utang bertambah Rp 250 triliun.
11. Penerimaan pajak sampai Maret 2015 dibandingkan periode yang sama Maret 2014 turun Rp 50 triliun.
12. Lembaga penegak hukum ditarik-tarik ke ranah politik.
13. Intitusi Polisi dan KPK diobok-obok.
14. Impor beras dan gula semakin 'mantap'.
15. Elite politik konflik terus menerus tak terkendali.
16. Daya beli rakyat menurun, biaya hidup naik mengikuti kenaikan harga BBM.
17. Perputaran ekonomi mengandalkan konsumsi.
18. Ekspor turun, impor naik tajam.
19. Izin ekspor konsentrat Freeport dan Newmont diperpanjang tanpa perlu bangun smelter.
20. Ketua umum partai politik memonopoli angkutan minyak (mafia migas baru).
21. Dunia usaha kesulitan memproyeksi biaya produksi.
22. Relawan tanpa pamrih dapat pamrih, semua jadi direksi dan komisaris BUMN.
23. Rupiah terjun bebas dari Rp 10.000 di akhir Juli 2014 ketika Jokowi-JK ditetapkan sebagai pemenang Pilpres dan sekarang Rp 13.000 lebih per USD.
24. Yang penting rajin blusukan gak kerja 'yah ora opo-opo'.
(JPNN.COM)

" Kenduri Muktamar " dijadwalkan berlangsung awal bulan April di Alun Alun Jombang

Surabaya, Plosopos.com
Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama akan dilangsungkan di Jombang Jawa Timur pada awal Agustus mendatang. Sebagai upaya menyapa dan mengenalkan permusyawaratan tertinggi di NU tersebut, panitia akan mengadakan "Kenduri Muktamar."

"Kegiatan akan dipusatkan di Alun-alun kota Jombang," kata H Thoriqul 
, Senin (30/3) petang melalui telepon selulernya.

Sekretaris Panitia Daerah Jawa Timur Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama ini mengemukakan bahwa layaknya kenduri, maka kegiatan akan berlangsung secara non formal. "Ini sebagai media untuk semakin mengenalkan kegiatan Muktamar NU yang akan berlangsung di Jombang awal Agustus mendatang," kata Gus Thoriq, sapaan akrabnya.

PMII tidak perlu berpikir panjang dan bertele-tele untuk kembali sebagai anak kandung Nahdlatul Ulama

Pekalongan, Plosopos.com- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai garda muda NU di kampus, hendaknya tidak perlu berpikir panjang dan bertele-tele untuk kembali sebagai anak kandung Nahdlatul Ulama. Karena apa yang telah dilakukan selama ini dengan mendeklarasikan diri independen, tapi kenyataannya atau secara defacto PMII ya selalu di bawah naungan NU.
Oleh karena itu, desakan berbagai pihak, termasuk keinginan NU untuk mengembalikan status PMII saat ini hendaknya patut kita sambut dan kita dukung, agar PMII tidak kehilangan obor sejarah.
Hal itu disampaikan Rais Am Idaroh Aliyah Jam’iyyah Ahli Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (Jatman), Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, di hadapan ratusan anggota PMII Cabang Pekalongan dalam acara Kanzus Sholawat di Pekalongan, Sabtu (21/3).
Dikatakan, sebagai kader yang berhaluan ahlus sunnah wal jama’ah, banyak pekerjaan dan tugas PMII yang harus segera dilaksanakan antara lain membentengi anak-anak muda kampus dari paham radikalisme dan memperkenalkan wajah islam moderat yang rahmatan lil ‘alamin.
“Jangan sampai PMII kehilangan obor sejarah, PMII lahir dari rahim NU dan di saat ancaman semakin kencang maka tidak usah berpikir panjang untuk kembali ke NU,” pesannya.
Menurutnya, saat ini banyak kelompok-kelompok yang akan menghilangkan sejarah keislaman, maka sebagai mahasiswa sudah seharusnya belajar dengan sebaik mungkin mengetahui sejarah secara mendalam dan dijaga dengan baik.
Sebagaimana diketahui, wacana kembalinya PMII menjadi banom NU yang akan di rekomendasikan pada muktamar NU di Jombang mulai mengemuka. Meski terjadi pro dan kontra, PBNU telah mengagendakan pada muktamar di Jombang Agustus mendatang membahas posisi PMII secara khusus.
Acara yang diselenggarakan dengan tema “Meneguhkan Ke-Aswajaan PMII Menuju Kejayaan NKRI” dihadiri dan disaksikan sejumlah pihak, antara lain ratusan kader PMII, OKP di wilayah Pekalongan, dan siswa SLTA yang berada di bawah LP. Ma’arif NU Kota dan Kabupaten Pekalongan.
Acara tersebut diawali dengan pembacaan maulid Nabi Muhammad Saw, dilanjutkan dengan pelantikan oleh sekretaris jenderal (sekjen) PB PMII Abdul Haris Wally dan di akhiri dengan dialog langsung dengan Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Yahya. nujateng.com

19 Website yang Dikabarkan Diminta Diblokir BNPT Tak Bisa Diakses

Jakarta - 19 Website tak bisa diakses. Situs itu berdasarkan daftar yang beredar, diblokir atas permintaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terkait penyebaran paham radikal. Namun pemblokiran website itu mendapat protes.

"Sampai saat ini tidak ada penjelasan resmi dari Menkominfo. Tapi tiba-tiba saja menyeruak di masyarakat. Maksudnya apa, apakah operasi, atau apa. Pemerintah sebaiknya terbuka saja. Jangan tiba-tiba saja dan diam-diam. Pemerintah harus jelaskan," ujar Anggota Komisi I DPR, Zainuddin di Jakarta, Senin (30/3/2015).

Zainuddin mendukung upaya pemerintah dalam melakukan upaya-upaya mencegah penyebaran paham ISIS. Namun dengan melakukan pemblokiran secara diam-diam dan tertutup, Zainuddin menegaskan, sama dengan membredel kebebasan pers. Kebebasan pers dijamin dalam UU No 40 tahun 1999 ayat 1 yang berbunyi 'Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara'; ayat 2 'Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran'; dan ayat 3 yang berbunyi 'Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.'

"Kita mencoba menegakkan demokrasi dan menolak radikalisme agama. Tapi dengen membredel media, itu membunuh kebebasan pers yang menjadi pilar demokrasi," tegas politisi PKS ini.

"Tidak hanya menerima permintaan begitu saja dari BNPT. Menkominfo juga harus berdialog dengan tokoh-tokoh Islam soal situs-situs yang dianggap radikal menurut definisi BNPT. Bagaimana penanganannya yang adil," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan, Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Mustofa B Nahrawardaya jika benar ada niat menutup situs-situs Islam yang dituduh sebagai situs radikal, menurutnya hal itu tidak mendidik.

"Selain penetapan daftar nama situs yang ngawur dan hampir semua situs internet bernafaskan Islam diberangus, alasan penutupan juga tidak mempertimbangkan hal lain. Bagi BNPT secara institusi dan personal Pimpinan BNPT mungkin bermanfaat karena sesuai penafsirannya, konten situs-situs Islam hampir semua ditandai sebagai situs radikal bisa ditutup menggunakan kekuasaannya. Tetapi bagi Umat Islam, penutupan situs-situs Islam jelas akan memperburuk prinsip keseimbangan informasi," urai dia.

19 Website internet yang diblokir karena diduga menyebar paham dan ajaran radikalisme. Laman tersebut antara lain arrahmah.com, voa-islam.com, ghur4ba.blogspot.com, panjimas.com, thoriquna.com, dakwatuna.com, kafilahmujahid.com, an-najah.net, muslimdaily.net, hidayatullah.com, salam-online.com, aqlislamiccenter.com, kiblat.net, dakwahmedia.com, muqawamah.com, lasdipo.com, gemaislam.com, eramuslim.com, dan daulahislam.com. (di kutip detik.com)

Draf halaqoh Anti Korupsi Di Ponpes. Tebuireng Jombang





Praktik Percaloan CPNS di Jombang Marak, Setor Ratusan Juta, tetap tak Lolos

Jombang,Plosopos.com
Pengumuman penerimaan CPNS di Kabupaten Jombang telah berlalu. Hari senin (16/2/2015) pemberkasan atas para CPNS yang lulus pun dilakukan. Sejumlah nama yang lolos dalam rekrutmen kali ini pun merayakan kebahagiaan dengan menggelar tasyakuran.
Disisi lain, ada cerita kelam di balik itu semua. Ratusan pendaftar yang mengaku sudah menyetor uang dalam jumlah besar, merasa tertipu lantaran nama mereka tidak lolos dalam deretan panjang daftar pekerjaan yang nantinya bisa menjamin masa depan mereka. Hingga berita ini di turunkan belum ada laporan tertulis atas kejadian tersebut. Namun tidak tertutup kemungkinan dalam waktu dekat permasalahan ini bisa sampai ke tangan penegak hukum.
Tantangan besar bagi para penegak hukum nantinya, lantaran mereka akan mencoba menerobos bobroknya system yang sudah mendarah daging. Beranikah para korban melapor? Mampukah penegak hukum mengusut tuntas hingga ke akar-akarnya? Berikut laporan investigasi
Kasak kusuk atas penerimaan CPNS yang amburadul mulai santer terdengar. Puluhan keluarga pelamar mulai resah. Mereka was-was, pasalnya uang yang sedianya dijadikan pelicin agar kerabat mereka bisa masuk menjadi abdi negara dikuatirkan hilang.
"Saya dengar beberapa keluarga korban akan melapor dalam waktu dekat," terang Said (40) sebut saja demikian warga Peterongan yang juga merupakan salah satu pegawai pemerintahan ini kepada BangsaOnline.com senin (30/3/2015). Pernyataan Said ini secara otomatis menguak tabir tentang adanya praktik percaloan dalam CPNS di Kabupaten Jombang.
Lebih lanjut diungkapkan, untuk sementara, para keluarga korban praktik percaloan CPNS masih bertahan untuk tidak membawa kasus ini ke jalur hukum lantran berharap uang mereka bisa dikembalikan. Tidak tanggung-tanggung menurut pria yang kesehariannya menjadi pelayan masyarakat desa ini, setiap pelamar dimintai uang sebesar Rp 250 juta.

"Ada yang lewat oknum yang dekat dengan pejabat pemkab, ada yang lewat mantan pegawai BKD (Badan Kepegawaian Daerah) Jombang, ada pula yang langsung lewat mantan Kepala BKD Suwarto yang kini keberadaannya tidak diketahui," tambah Said. (bangsa online)

Resensi Novel " MATA PENAKLUK "

Judul                      : Mata Penakluk
Penulis                   : Abdullah Wong
Penerbit                  : Expose
Tanggal terbit          : Januari-2015
Jumlah Halaman      : 301
 Peresensi                : Sofyan Tsauri

Awal tahun 2015 ini, dunia buku, terutama di jagat sastra Indonesia, telah dihadirkan sebuah buku antik dan unik. Buku novel itu berjudul Mata Penakluk, karya Abdullah Wong. Disebut antik, karena novel ini ditulis dengan cara yang “berani”.
Disebut berani, karena di novel itu sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagi tema utama disajikan dalam bentuk monolog imajiner. Sehingga saat membaca novel ini kita seakan sedang membaca langsung penuturan Gus Dur. Dalam novel setebal 300 halaman ini kita akan melihat secara imajinatif bagaimana perasaan Gus Dur dalam melihat realitas kehidupan dirinya sendiri.

NU Jombang Terus merapat untuk sukseskan muktamar Ke 33

Jombang,Plosopos.com 
PCNU Jombang telah mempersiapkan kepanitiaan Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama jauh hari. Sejumlah agenda juga telah disiapkan demi menggelorakan kegiatan ini agar bisa diketahui khalayak.
Penjelasan ini disampaikan Syamsul Rijal kepada media ini, Senin (30/3/2015). Wakil Sekretaris PCNU Jombang ini menandaskan bahwa sosialisasi terhadap akan adanya Muktamar ke-33 NU sudah dilakukan. “Dalam kegiatan lailatul ijtima’ maka kabar bahwa Jombang adalah tuan rumah muktamar telah disampaikan,” katanya. Bahkan tidak sedikit warga dan pengurus NU yang tidak sabar dengan momentum tersebut, lanjutnya.
Sebagai tuan rumah, PCNU Jombang telah melakukan sejumlah persiapan terkait pelaksanaan tersebut. “Semua kebutuhan teknis selama sidang komisi dan pleno telah kami persiapkan,” katanya. Banyak para relawan yang akan diterjunkan untuk menjadi notulen dan petugas yang mampu membantu kebutuhan di setiap sidang komisi hingga pleno, lanjutnya.
Demikian juga terkait akomodasi bagi peserta muktamar baik selama di kamar maupun saat menuju sidang, bahkan untuk memandu para muktamirin dalam mengenal Jombang lebih dekat telah tersedia. “Tenaga untuk guide atau pemandu ini juga sudah kami sediakan,” ungkapnya.
Sarana dokumentasi dan publikasi juga tidak luput dari perhatian panitia lokal. “Untuk memasyarakatkan gema muktamar tentu harus mengandalkan orang yang mengerti medan di Jombang,” kata Rijal. Karena itu para pengurus NU di kota santri ini sangat berharap koordinasi dan komunikasi yang lebih intensif anatara kepanitiaan yang ada agar semua sesuai harapan.
PCNU Jombang memiliki banyak tenaga potensial yang dapat dioptimalkan demi suksesnya kegiatan muktamar. “Kendati sebagai relawan, namun kwalifikasi terhadap mereka tentu akan diperhatikan,” ungkapnya. Tidak semata asal mengambil orang, tentu terlebih awal dilakukan seleksi dengan standar yang ketat.
Dalam pandangan Rijal, momentum muktamar hendaknya bisa menjadi sarana untuk menampilkan kader NU terbaik dengan kwalifikasi yang sesuai. “Jangan justru menggunakan orang lain dengan menafikan kader sendiri,” katanya. Sejumlah kader NU yang terhimpun dalam lembaga, badan otonom hingga lajnah, pasti memiliki tenaga yang bisa diandalkan. “Memanfaatkan kader yang ada tentu akan lebih efisien dan bisa menjadi sarana kaderisasi dan menambah pengalaman bagi mereka,” pungkasnya. 
(Jombangkita.com)

Waspada,Beredak LKS melecehkan Sahabat Nabi

Jakarta, Plosopos.com
Kementerian Agama Republik Indonesia akan menarik peredaran buku mata pelajaran Agama Islam yang tidak mendidik kepada siswa dan siswi. Kemudian, sebagaimana siaran pers yang dikirim Ahad (29/3), Kemenag mengintruksikan kepada seluruh kepala madrasah untuk tidak menggunakannya.

Melalui siaran pers tersebut, Kemenag RI menemukan sejumlah buku mata pelajaran "Agama Islam" yang berisi hal-hal yang justru bertentangan dengan ajaran Islam. Namun tidak menyebutkan nama buku dan materi yang tidak mendidik dan bertentangan tersebut.

Di samping itu, Kemenag juga akan melarang beredarnya buku Lembar Kerja Siswa (LKS) Madrasah Aliyah (MA) kelas X mapel SKI yang diterbitkan pihak swasta. Hal itu memicu reaksi keras masyarakat karena ada indikasi pelecehan sahabat Nabi. Namun, lagi-lagi Kemenag tak menyebutkan bentuk pelecehan tersebut.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan arahan sebagai berikut: Pertama, menginstruksikan kepada setiap kepala madrasah untuk tidak mempergunakan LKS tersebut di madrasah.

Kedua, madrasah yang sudah terlanjur memiliki LKS tersebut karena diperdagangkan oleh penerbit swasta, agar segera menariknya, dan menolak jika ada penawaran dari pihak penerbit.

Ketiga, surat edaran tertulis tentang instruksi ini akan segera dikirim ke Kanwil Kemenag Provinsi seluruh Indonesia pada Senin (30/3) besok.

Menag berharap aparat penegak hukum segera mengusut kasus tersebut dan membawanya ke proses hukum. Kemenag terus melakukan penelusuran dan pemantauan atas adanya upaya pihak-pihak untuk memasukkan paham-paham tertentu yang bertentangan dengan paham mayoritas umat Islam Indonesia.

Menag sudah mengkomunikasikan hal ini dengan Mendikbud, dan  akan menempuh kebijakan yang sama untuk menarik buku-buku tersebut. ( NU Online )

RMI Jatim dan ulama Pesantren Mendesak Jokowi Untuk Tegas Dalam Korupsi

Jombang, Plosopos.com
Sejumlah pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur meminta Presiden Joko Widodo bersikap tegas dalam menangani masalah korupsi. Pasalnya, masa depan pemberantasan korupsi semakin kabur dengan menguatnya konflik antara KPK dan Polri.

Tuntutan terkait ketegasan pemberantasan korupsi ini merupakan hasil Haloqoh Kebangsaan yang digelar di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Ahad (29/3). Hadir dalam forum bertema “Masa Depan Pemberantasan Korupsi” ini, Johan Budi (Plt Pimpinan KPK), Prof Jimly Assidiqie (mantan ketua MK), KH Sholahudin Wahid (pengasuh Pesantren Tebuireng), dan Dr. Bambang Widjayanto (pimpinan KPK nonaktif).

"Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak dapat dibenarkan dari aspek manapun dan nyata-nyata merugikan umat. Karena itu pesantren tegas mendukung pemberantasan korupsi dan menentang segala bentuk pelemahan," ujar KH Imron Rosady, pengasuh pesantren Islahiyah Malang saat membacakan hasil halaqoh.

Kedua, lanjutnya, Negara Indonesia harus diselenggarakan oleh pemimpin yang bisa menggunakan akal sehat dan hati nurani serta memiliki intrigitas. Oleh karena itu seluruh penyelenggara negara harus menunjukkan komitmennya sebagai pelopor pemberantasan korupsi.

Dalam hal pemberantasan korupsi, para pengasuh pesantren ini  memandang masih terdapat intervensi kekuatan besar yang mencoba mengganggu proses penegakan hukum. Karenanya Presiden harus bersikap tegas dalam penangan urusan korupsi dengan melakukan upaya politik nyata yang mengarah pada penyamaan persepsi dan pengutan institusi hukum Polri, KPK, MA, dan Kejaksaan.

"Presiden harus menolak segala bentuk intervensi politik pihak manapun yang mengarah pada pelemahan dan kriminalisasi atau mencari cari kesalahan terhadap lembaga manapun, pegiat antikorupsi, dan berpihak pada rakyat," tandasnya.

Lebih lanjut, kalangan kiai ini juga mengusulkan hukuman seberat-beratnya bagi koruptor, berupa pemiskinan, sanksi sosial, serta menolak pemeberian remisi dan pembebasan bersyarat. "Kita juga mendorong pemerintah dan parlemen untuk memberikan dukungan politik bagi penguatan lembaga anti korups," pungkas Gus Imron. 

Dikutip NU Online