Saturday, April 12, 2014

Pelajar dan Pemilu 2014


Jombang,plosopos.com
Tahun 2014 banyak orang beranggapan “ Tahun Politik “ Maklum di tahun ini digelar hajatan terbesar yang dlakukan lima tahun sekali yakni pemilihan umum (Pemilu) baik legeslatif dan Presiden .
Melihat kontek d atas pelajar Indonesia khusus nya pelajar NU perlu melihat Pemilu sebagi proses pematangan, pergantian, ataupun regenerasi kepemimpinan. Sebab, berbagai macam kebijakan yang memengaruhi kepentingan masyarakat, baik secara langsung ataupun tidak langsung, akan ditentukan oleh mereka yang nantinya terpilih. Mulai dari sektor pendidikan, pangan,pertambangan, kelautan, hingga penegakan hukum akan sangat dipengaruhi oleh keputusan strategis yang akan mereka buat selama menjabat kelak.
Pelajar Indonesia, jangan sampai melewatkan momentum perbaikan bangsa ini dengan bersikap acuh atau tidak peduli. Mungkin sering timbul pertanyaan, apa pengaruhnya bagi satu orang pelajar untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilu? Bagi saya, satu suara itu adalah wujud dari upaya dan harapan. Upaya terkecil yang bisa kita sumbangkan untuk menggapai harapan yang akan menentukan ke mana arah bangsa Indonesia ini mau dibangun.
Seandainya di antaranya kita pun sudah berada dalam zona nyaman dan merasa tidak perlu untuk berpartisipasi dalam Pemilu atau menggunakan hak suara, maka ada baiknya kita sejenak membayangkan puluhan juta rakyat di berbagai penjuru dan pelosok Indonesia. Mereka masih menggantungkan harapan akan terjadinya sebuah perubahan besar di tengah banyaknya keterbatasan yang mereka miliki. Harapan itu mereka gantungkan agar mendapat akses kesehatan dan pendidikan yang layak, meningkatnya kesejahteraan keluarga, dan terbangunnya fasilitas dan infrastruktur publik yang lebih baik.
Pilihan Politik
Tidak ada ketentuan baku mengenai apa yang harus dipegang oleh para pelajar dalam Pemilu, sebab masing-masing pelajar adalah warga negara Indonesia yang bebas untuk menentukan kehendak dan pilihannya dalam kegiatan politik. Namun demikian, setiap pelajar hendaknya mengetahui tentang proses atau mekanisme tentang pemilihan umum itu sendiri. Tidak kalah pentingnya, pelajar perlu mengetahui lebih dalam tentang partai atau kandidat legislatif dan presiden yang akan mereka pilih nanti. Bagi saya pribadi, tidak serta merta kandidat yang populer di mata masyarakat pasti merupakan kandidat yang terbaik.Oleh sebab itu, perlu juga diperhatikan track record-nya dan apa gagasan yang ingin mereka perjuangkan ketika terpilih nanti, baik secara personal ataupun melalui platform partai politiknya. Apakah yang disampaikan itu reliable dan achievable, atau cuma sekedar janji manis semata.
Partisipasi Politik
Partisipasi politik dalam Pemilu tidak dapat diartikan secara sederhana dengan dibatasi hanya memberikan suara saja. Tetapi partisipasi politik dapat dilakukan juga dengan cara terlibat sebagai aktor penentu dalam proses pemilihan umum. Misalnya, pelajar dapat ambil bagian sebagai penyelenggara pemilu agar mengetahui betul bagaimana proses pemilu dilaksanakan, sekaligus sebagai tindakan kontrol dan pelaksanaan apa yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Hal lain yang dapat dilakukan yaitu sebagai pemantau pemilihan umum, baik yang terdaftar sebagai pemantau pemilu resmi ataupun yang berdiri sendiri dengan gabungan pemantau lainnya. Dengan demikian, pelajar yang terlibat langsung dalam proses pemilu dapat memberikan efek berlanjut kepada rekan-rekan pelajar lainnya secara tidak langsung, sehingga mereka lebih tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Pemilu dan hak-hak politiknya.
Selain itu, organisasi pelajar dapat juga dioptimalkan dengan melakukan pendidikan dan pencerdasan politik serta sosialisasi tentang pemilu melalui berbagai media dengan metode kreatif yang dapat menarik perhatian para generasi muda. Informasi yang sederhana dan tanpa bahasa yang membumbung tinggi, tentunya akan lebih mudah diterima dan dicerna oleh sebagian besar kalangan pelajar.
Untuk lingkup yang lebih luas, dalam hal ini diaspora Indonesia, setidaknya menurut saya dapat memengaruhi partisipasi politik warga negara Indonesia, yaitu terkait dengan para kandidatnya, sistem pemilihan umum, dan proses komunikasi.
Mengakhiri tulisan ini, saya ingin menyitir apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi dengan mengatakan, “Kebaikan yang tidak terorganisir akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir dengan baik”. Marilah kita sama-sama menggunakan momentum politik ini dengan menyisihkan sedikit waktu untuk berinisiatif mencari dan memilih orang-orang terbaik yang nantinya akan menjalankan roda pemerintahan di Indonesia.
Selamat memilih! 

]Salam pelajar NU Belajar ,berjuang,Bertaqwa

M KHOIRUL ANWAR
(Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari  Jur.Pendidikan Bahasa Arab sem.8)

0 comments:

Post a Comment