Tuesday, April 7, 2015

Islam Ala Jawa Di Suriname

Mesjid Jawa di Suriname

Mesjid Jawa di Suriname Suriname, adalah sebuah Negara di Amerika Serikat yang menjadi bekas penjajahan Belanda pada abad 19-20 dan merdeka pada tanggal 25 Nopember 1975 M. Pada tahun 2014, penduduk disini mencapai sekitar 492.829 jiwa dan menempati lahan dengan luas 163.820 Km2. Mayoritas penduduk di huni oleh suku Hindustan, Creool, Marron (suku local), dan Jawa. Selebihnya adalah suku-suku kecil seperti Inheems, Gemends, Kaukasish, China, dan lain-lain.
Yang menarik adalah penduduk Jawa yang menempati tempat ini. Tercatat sekitar 71,879 jiwa (14,6% dari jumlah penduduk) menempati Negara ini. Mereka aslinya adalah sekitar 33.000 penduduk Jawa Indonesia yang dibawa ke sana untuk dijadikan kuli kontrak selama 5 tahun. Disana mereka dipekerjakan secara paksa hingga akhirnya menetap disana sampai turun-temurun karena tidak bisa pulang ke Negri asal
                                        
Karena sebagian besar penduduk adalah masyarakat Jawa, maka kultur dan budayanya pun masih kejawen. Wayang dan gamelan masih ada disana. Begitu juga acara-acara selamatan seperti sunatan, mitoni, upacara pernikahan pun masih sama seperti upacara di Jawa. Hanya saja karena terputusnya hubungan, perkembangannya pun berbeda. Bahkan bila dibuat perbandingan, maka Jawa Suriname adalah sama dengan jawa di Indonesia pada abad ke-19. Pada awalnya, islam di Suriname juga sama dengan Islam Jawa pada abad ke-19. Bahkan ada yang hanya sekedar memeluk agama nenek moyang karena memang ketika dibawa kesana mereka masih sangat minim pengetahuan tentang islam. Terlebih dari etnis Islam Jawa Abangan, mereka hanya mengenal islam secara simbolis saja. Sekedar nama dan lebih kental dengan tradisi serta budaya Jawa. Sebagian dari mereka masih mempertahankan Shalat menghadap ke barat sebagaimana nenek moyang mereka di Jawa. Padahal, negri Suriname berada di sebelah barat Ka’bah.
Seiring dengan perkembangan zaman, Islam di Suriname kini mulai menemukan titik cerah. Banyak organisasi dan lembaga-lambaga yang berperan sebagai penggerak perubahan pemahaman islam menjadi lebih baik dan konprehensif. Contoh saja SIS (Stichting der Islamitische Gemeenten in Suriname) dan SMA (Suriname Muslim Associatie) yang mempunyai andil besar dalam mempelopori perubahan islam menuju masyarakat muslim dengan pemahaman lebih baik. Hasilnya, ukhuah islamiah begitu kental ditenga-tengah mereka, saling salam antara umat muslim Jawa dengan Hindustan. Bahkan saling berbesan.
Tak hanya itu penduduk asal yang tadinya beragama non muslim pun lama-lama menjadi tertarik dan akhirnya masuk islam. Kebanyakan dari mereka masuk islam ketika dibangku sekolah atau setelah kelulusan, dan tak jarang jalan mereka diikuti oleh keluarga mereka, hingga anak-anak mereka.

0 comments:

Post a Comment