MENJADI muslimah di zaman
sekarang dituntut untuk berpenampilan menarik. Tapi hal tersebut
tentunya juga ditunjang dengan pakaian yang menutupi aurat. Modis
didapat, menjalankan perintah agama juga diraih.
Bagi Ana Mustafidah, ketertarikan di dunia mode pakaian muslimah
sebenarnya telah dirintis sejak belia. Saat merengek minta baju untuk
lebaran, ternyata sang ibu tidak langsung membelikan. Yang diberikan
malah potongan kain untuk dijahit sendiri. “Saat itu saya masih berusia
12 tahun,” katanya kepada SantriNews.com, Senin 30 Maret 2015.
Ditemui di salah satu gerainya di mall City of Tomorrow (Cito)
Surabaya, Mbak Ana, sapaan akrabnya menceritakan bahwa itulah awal yang
melecut semangatnya sehingga menjadi perancang busana muslimah.
Bakat Terasah di Pesantren
Bakatnya semakin terasah ketika nyantri di Pondok Pesantren Salafiyah
Bangil Pasuruan Jawa Timur. Dalam kegiatan pentas seni, imtihan atau
hari besar Islam yang diiringi dengan pementasan di pesantren, maka para
pengurus mempercayakan desain busaha kepadanya.
“Berbekal benang dan jarum, saya memperbaiki sendiri baju yang robek,
atau sekedar iseng memodivikasi baju yang sudah ada,” kenang perempuan
kelahiran Malang 7 Mei 1979 ini.
Enam tahun berada di pesantren menyelesaikan pendidikan formal dari
MTs hingga Aliyah menjadi waktu yang sulit dilupakan. Tidak berhenti
pada kegiatan rancang busana, istri dari H Farmadi Hasyim ini juga
mengajak para santri untuk membuat aksesoris. “Dari mulai gelang, bros,
pernak-pernik pentas, serta sejumlah kerajinan tangan,”ungkapnya.
Setelah menikah dan menempati kontrakan di Surabaya, anak pertama
dari lima bersaudara ini semakin serius melatih kemampuan dengan
mengikuti sejumlah kursus. “Sembari menjadi guru ngaji di mushalla di
kawasan Margorejo, saya kursus menjahit,” katanya.
Agar ilmu serta pengalaman yang didapat segera bisa diterapkan,
seluruh koleksi baju milik suami serta putra semata wayangnya dikerjakan
sendiri. “Seluruh baju koleksi saya, anak dan suami adalah hasil kreasi
saya sendiri,” katanya sembari tersenyum. Kalaupun harus membeli baju
di luar, paling hanya jenis kaos, lanjutnya.
Akibat “promosi berjalan” ini, order pembuatan baju dari tetangga dan
teman dekat mulai berdatangan. “Alhamdulillah mulai ada order menjahit
pakaian,” katanya. Dan dari kepercayaan ini juga yang akhirnya
membesarkan hatinya untuk serius menekuni dunia rancang busana muslimah.
Di rumah yang dihuni bersama sang suami sekarang yakni di kawasan
Perumahan Graha Al-Ikhlas Sidoarjo, dibukalah Majmal Boutique yang
menjadi ciri khas dari karya yang dibuatnya.
Langganan Ibu Menteri
Kini namanya semakin berkibar. Sejumlah kegiatan fashion show kerap
diikuti. Pemilihan putri jilbab, trend busana saat pergantian tahun atau
pameran busana muslimah kerap diikuti. Dan sejumlah juara berhasil ia
raih dari keikutsertaan tersebut. Karenanya tidak berlebihan kalau
banyak kalangan mempercayakan pakaian muslimah kepadanya.
Tercatat beberapa anggota DPR RI memesan
baju untuk berbagai acara kepadanya. Sejumlah rumah sakit Islam di
Surabaya juga mempercayakan hasil desainnya. Bahkan, istri H Imam
Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olah Raga yakni Hj Sobibah Rohmah sudah lama
menjadi langganan karyanya.
Tidak berhenti sampai di situ ekspansi usaha yang dilakukan.
Pelanggan dari luar negeri juga dia miliki. Baik di Malaysia maupun
sejumlah buruh migran di Hongkong. “Kalau pelanggan dari Malaysia karena
kebetulan mereka pernah kuliah di Surabaya,” ungkapnya. Sedangkan untuk
WNI di Hongkong didapat lantaran berkah sang suami yang kerap mengisi ceramah di sana,” lanjutnya.
Menjelang Ramadhan dan hari raya seperti ini, order rancangannya
semakin banyak. Baik untuk pribadi maupun acara fashion show di sejumlah
mall dan pertokoan modern. “Ini sedang menyiapkan rancangan untuk
fashion show di Kaza Mall dan Grand City Super Mall Surabaya dalam waktu
dekat,” katanya. Tidak jarang, pengasuh rubrik busana di Tabloid Modis
ini juga dipercaya sebagai juri acara serupa.
Kendati jadwal dan order rancangan busana nyaris tanpa jeda, Mbak Ana
masih menyisakan waktu untuk tetap mengajar di Taman Pendidikan Alquran
di tempatnya tinggalnya. “Ada 30 orang yang ngaji di sini,” terangnya.
Setiap hari Senin ingga Jumat tepatnya bakda Shalat Magrib, para ibu
yang merupakan tetangganya rutin belajar ngaji dan Tanya jawab masalah
agama kepadanya.
Di sela-sela acara ngaji, ia juga merangsang para ibu untuk
memanfaatkan waktu dengan menjahit. Tidak jarang, ibu-ibu jamaahnya
diajak mengikuti acara fashion show dengan menunjukkan hasil karya
mereka. “Tentu kalau menang, mereka akan mendapat imbalan dari kerja
kerasnya,” pungkas ibunda dari Abdun Nasir Almuhajjalin ini.( di kutip Santrinews.)
Saturday, April 4, 2015
Home »
» Ana Mustafidah, Santri yang Sukses menjadi Perancang Busana
Ana Mustafidah, Santri yang Sukses menjadi Perancang Busana
Related Posts:
Ana Mustafidah, Santri yang Sukses menjadi Perancang Busana MENJADI muslimah di zaman sekarang dituntut untuk berpenampilan menarik. Tapi hal tersebut tentunya juga ditunjang dengan pakaian yang menutupi aurat. Modis didapat, menjalankan perintah agama juga diraih. Bagi Ana Mus… Read More
Revolusi mental Polisi nyantri di pesantren Untuk menjalankan program “revolusi mental” di internal kepolisian, Polres Aceh Barat mengirim sejumlah anggotanya ke pesantren. Sebanyak 20 personel polisi pun dititipkan ke Pesantren Serambi Mekkah di Desa Blang Beuran… Read More
Rangkaian Kegiatan Dalam Haul Mbah Bisri ( KH Bisri Syamsuri ) … Read More
Pernyataan Pers Ahlulbait Indonesia Terkait Konflik di Yaman Terkait perkembangan konflik di Yaman belakangan ini, maka dengan ini Ahlulbait Indonesia menyatakan: Menentang setiap bentuk agresi dan invasi suatu negara terhadap kedaulatan negara lain, sesuai dengan Pembukaan… Read More
program beasiswa PKU Gontor Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA … Read More
0 comments:
Post a Comment